Penerimaan Mahasiswa Baru T.A 2021-2022
08/02/2021Sentani dan Keunikan Sistem Pembayaran Harta
24/03/2021Toraja dikenal sebagai daerah yang “kuat” dengan budaya yang diwarisi dari para leluhurnya.Keasliannya pun masih terjaga dengan baik. Keunikan dari peninggalan leluhur tersebut membuatsuku Toraja menjadi daerah wisata budaya yang dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara.
Berbagai tradisi Toraja yang sangat terkenal, yaitu rambu solo dan rambu tuka, namun tradisi yangmenarik wisatawan adalah rambu solo. Tradisi ini disebut-sebut sebagai pemakaman termahal didunia karena harganya yang mahal. Selain tradisi, rambu solo, ada tradisi lain yang lebih unik danmenarik yaitu tradisi ma’nene.
Ma’nene adalah tradisi memandikan dan mengganti pakaian leluhur atau kerabat yang telahmeninggal. Tradisi ini telah menyatu dengan masyarakat dan masih dilestarikan hingga saat ini,khususnya di Desa Baruppu. Masyarakat Desa Baruppu menganggap tradisi ini sebagai kewajibanuntuk menghormati leluhurnya.
Tradisi ini digelar setiap tiga tahun sekali pada bulan Juli dan acarapuncaknya bulan Agustus. Dengan cara ini, kerabat yang jauh diranatu dapat mengatur jadwal untuk ikut terlibat dalam tradisi inisekaligus mengunjungi keluarga mereka.
Bagi masyarakat Desa Baruppu, hubungan keluarga tidak hanya akanberakhir setelah kematian. Karena itu, pada saat tradisi ma’neneberlansung, jasad dari keluarga atau kerabat akan dikeluarkan dari tempat penyimpanan “patene”,kemudian dimandikan dan dikenakan pakaian baru yang mewah. Uniknya, pawai itu harus penuhkegembiraan, tanpa ada rasa duka, apalagi menangisi jasad.
Sebelum dimasukkan kembali ke dalam peti mati, jasad dijemur di bawah terik matahari. Tujuannyaagar tubuh tetap awet. Selain mengganti baju jasad, dalam upacara tersebut juga termasukpenyembelihan kerbau dan babi sebagai bentuk persembahan.
Bagi masyarakat Desa Baruppu, tradisi unik ini perlu dilestarikan karena tidak lebih dari bentukpenghormatan terhadap leluhur dan sanak saudara yang telah meninggal dunia. Tradisi ini jugamemiliki makna yang lebih, mencerminkan betapa pentingnya hubungan antara anggota keluarga,terutama kerabat yang meninggal lebih dulu.
Penulis: Lisa Pasorong (Mahasiswa Semester IV, Program Studi S1-Pendidikan Agama Kristen,STAKPN Sentani)