STAKPN Sentani Secara Resmi Meluluskan 102 Mahasiswa S1 Dalam Acara Yudisium
05/12/2022Yudisium Pascasarjana, Waka I: Magister PAK Menjadi Warna STAKPN Sentani di Dunia Kerja
07/12/2022Abdjanli Himber, S.Th.,M.Pd.K
Jika kita menelisik sebentar dari sifat dan cara hidup para remaja masa kini tentulah sangat rentan dan muda mengalami pergeseran nilai moral. Realitas tersebut bisa sering terlihat dari kecenderungan mereka dari situasi hidup yang gemar dengan kesenangan, foya-foya dan lainnya. Mereka menganggap bahwa melalui cara seperti itulah yang dapat mengangkat harga diri serta popularitas mereka dihadapan teman-teman sebaya. Kecenderungan life style (gaya hidup) seperti itu juga yang membuat mereka menjadi semakin tenar di kalangan sahabat mereka sendiri. Karena Remaja memang memiliki jiwa yang suka pada hal yang menyenangkan bagi mereka.
Topik hodenisme dan kehidupan remaja Kristen ini patut dilayangkan untuk menjadi bahagian yang sangat integral bagi remaja dalam menanggulangi masalah kecenderungan remaja dari pengaruh hedonisme yang menggorogoti diri remaja di masa kini. Dalam mengenal diri remaja yang sesunggunya, maka penting sekali kita mempelajari siapakah remaja yang disebut remaja tersebut. E.B. Hurlok memaparkan sangat baik mengenai remaja dikenal dengan sebutan Latin ‘adolescere’ dari kata benda ‘adolescentia’ artinya remaja. Pengertian yang lain remaja juga disebut tumbuh menjadi dewasa. Bagi anak yang sudah dikatakan remaja adalah apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Dalam klasifikasi usia remaja dibagi menjadi dua bahagian yaitu masa remaja awal mulai dari usia 13-16 tahun., akhir masa remaja dari usia 16-18 tahun.
Uraian tentang remaja diatas tentulah mengingatkan kita pada sifat dan karakter remaja pada umumnya, yang cenderung suka dengan pola hidup yang dipenuhi dengan berbagai kesenangan diri yang melewati batas kewajaran hidup bermoral. Melihat kazana hidup remaja seperti itu, tentunya harus ada sebuah upaya dari orang tua, guru dan pembimbing remaja dilingkungan gereja, sekolah dan masyarakat. Dalam usaha penanggulangan dari pengaruh budaya modern seperti hedonisme, yang harus diketahui. Berdasarkan pada realitas masalah diatas maka penulis mau memaparkan beberapa hal penting serta perlu dibahas dalam usaha menanggulangi pengaruh budaya modern yang di sebut ‘Hedonisme’, yang harus diketahui oleh para remaja mengenai akibat-akibat yang akan dirasakan serta dialami remaja jika mereka ada dalam cara hidup seperti diatas. Melalui opini ini penulis mencoba menuangkan beberapa ide berikut ini.
Sebagai langkah antisipasi dalam menanggulangi pengaruh budaya ‘hedonisme’ pada anak remaja masa kini. Agar kita dapat mengerti lebih baik maka kita menelusuri lebih lanjut tentang:
Apa itu budaya ‘hedonisme’ Magnes Suseno memberikan paparan yang sangat baik dengan mengatakan hedonisme adalah perilaku hidup modern yang dikenal dalam Bahasa Inggris disebut “hedonism”, dari kata Yunani ‘hedone’ (kesenangan, kenikmatan). Hedonisme adalah sebuah konsep moral yang menyamakan kebaikan dengan kesenangan.
Pengaruh budaya hedonistic, munculnya sifat konsumisme bagi remaja yang berpengaruh pada sifat dan sikap remaja secara psikis selalu diliputi rasa ketagihan dimana konsum atau pemakai produksi kapitalisme menjadi tujuan pada dirinya sendiri. Karl Marx mengatakan bahwa sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan dan tidak kita rasakan sebagai kebutuhan ditawarkan sedemikian rupa oleh perusahan-perusahan sehingga kita merasa membutuhkannya.
Gaya hidup (life style) remaja. Pada saat ini ada banyak sekali remaja yang terjerembab oleh manipulasi kebutuhan-kebutuhan yang tak kita sadari. Magnis suseno menyebut dengan ungkapan kebutuhan palsu. Memang ada banyak remaja yang sangat menikmati kebutuhan palsu tersebut. Contoh yang sederhana misalnya:
Ada seseorang yang suka makan cotto Makasar atau bakso. ,kemudian ia juga ingin makan “hamburger di Macdonald. Hal itu tentu belum merupakan sebuah kebutuhan palsu. Tetapi kebutuhan makan di Macdonal menjadi palsu apabila saya sebenarnya lebih suka makan cotto Makasar atau bakso. Namun oleh karena demi gengsi dan trendi, merasa harus makan di Macdonal. Karena seringkali ada banyak ocehan dari teman, atau sahabat yang mengatakan dasar kolot alias kampungan alias ketinggalan zaman.
Realitas remaja sekarang ini juga ada banyak dimanipulasi oleh promosi dan iklan sehingga ia berbelanja demi untuk berbelanja, bukan karena ia butu baju lalu pergi beli baju bagus melainkan yang dibutuhkannya ialah “shopping’ di bait-bait raksasa kapitalisme “Mall’. Sampai saat ini ada banyak orang atau para remaja sudah berada di bawah paksaan ‘psikis’ untuk terus menerus membeli yang lebih baru lagi. Mereka merasa resa kalau tahu ada barang model baru yang mereka belum miliki. Contoh praktis, kegilaan handphone. Jika seseorang secara terencana membeli handphone dengan pelbagai fungsi yang dia butuhkan, tentu tidak ada salahnya. Namun semakin banyak anak remaja Kristen sudah sedemikian termanipulasi secara psikis sehingga begitu ada model Hp yang baru di toko-toko mereka merasa harus membelinya walaupun Hp-nya sudah ada.
Hal yang sama juga terjadi dalam pembelian baju, laptop, pola liburan dan lainnya. Terkadang jika semua kebutuhan palsu di atas tidak di dapatkan maka hal itu bisa mempengaruhi psikis remaja dan mengakibatkan seorang bisa sakit, tidak mau belajar lebih buruk lagi jika remaja tersebut tidak mau sekolah lagi. Lebih ekstrim lagi jikalau orang tua menolak memenuhi permintaan anak remaja tersebut, karena mungkin faktor keterbatasan penghasilan orang tua. Resiko yang terjadi dikuatirkan adalah anak remaja tersebut bisa mencari jalan pintas berhubungan dengan orang yang bisa memberikan kepada mereka kebutuhan yang mereka harapkan mungkin melalui pergaulan bebas, penggunaan narkoba dan bisa juga sampai bunuh diri.
Kebiasaan hedonistic seperti itu ibaratnya orang atau remaja yang ketagihan morfin, pil ekstasi, main judi dan alkoholisme. Dewa baru yang dipuja namanya “Wellness”. Industri yang dapat mensugestikan bahwa kita berhak atas perasaan yang ‘well’ atau berhak atas kebahagiaan pribadi. Karena itu kenikmatan kesenanganku menjadi pusat hidupku itulah hedonistik. Pada akhirnya kita akan menjadi seseorang remaja Kristen yang memiliki sikap dan perilaku remaja yang menyimpang di atas. Maka penulis merasalah sangat perlu untuk menuangkan serta mencoba untuk menampilkan ide dari tulisan sederhana ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca secara khusus bagi remaja Kristen di masa kini.
Antisipasi Pengajaran Kristen Dalam Kehidupan Remaja seperti :
- Mengajak dan mengarahkan remaja untuk mengenal diri, pandangan dunia sekitar serta sistem nilai yang dianut yang di ulas oleh Thomas Groome begitu baik seperti identitas diri/pribadi (self identity )sebagai kesadaran (awareness) yang berkelanjutan dan stabil yang kita miliki mengenai gambaran diri sendiri. Pandangan dunia hidup serta sistem nilai yang dianut. Ada juga ahli yang mengartikan identitas diri/pribadi adalah kesatuan dari 3 bahagian penting yang dimiliki seseorang yang memiliki korelasi seperti : sistem kepercayaan (believe system) sistem nilai (value system) serta bagaimana sistem kepercayaan dan sistem nilai mempengaruhi pola tingkah laku (pattern of behavior) seseorang. Semisalnya seorang remaja berkepribadian Papua memiliki identitas diri sebagai orang Papua berarti ia mempunyai pandangan dunia sistem kepercayaan di Papua. Sistem nilai Papua serta pola tingkah laku yang disebabkan oleh sistem nilai Papua. Begitu pula jika kita mengatakan seseorang mempunyai identitas diri Kristen (kepribadian Kristen). Artinya ia memiliki sistem kepercayaan Kristen tentang apa yang dipercayai yaitu sistem nilai Kristen (apa yang diakui sebagai nilai baik). Dalam Alkitab juga mengajarkan nilai dan pola tingkah laku Kristen sebagai akibat dari sistem kepercayaan dan sistem nilai yang dianutnya.
- Model Individual Sebagai Strategi Pendekatan Bagi Remaja
Misalnya model independent adalah cara belajar remaja untuk berinteraksi dengan sumber-sumber non manusia dalam proses belajarnya seperti : membaca Alkitab, buku rohani, majalah rohani, koran dan lainnya. Masih banyak juga ide lain yang bisa kita kembangkan dalam menanggulangi pengaruh budaya hedonism di kalangan remaja.
Langkah antisipasi dalam pengajaran Kristen yang dilakukan adalah :
Pengajaran Kristen haruslah diterapkan dengan pendekatan khusus dalam pembinaan para remaja Kristen melalui : pengenalan teks-teks Alkitab yang berkaitan dengan masalah budaya hedonistik. Maksudnya agar para remaja lebih memilih hidup yang bermakna bagi diri dan sesama melalui relasi dan aksi dalam kehidupan di dunia ini. Bandingkan (2.Timotius 2:22; 2.Tim. 3:16-17).
Anjuran bagi remaja Kristen dengan pembiasaan untuk membaca buku yang berkaitan dengan penanggulangan masalah hedonism bagi remaja.
Menanamkan bagi remaja agar dalam menjalani ziarah hidup di dunia seperti yang di gagas oleh P.C. Aman melalui sikap bermoral remaja Kristen yang personal, artinya memperlihatkan adanya hubungan antara sikap, tindakan dalam dimensi pribadi. Menekankan dimensi personal dan moralitas. tidak dimaksudkan sebagai pengabdian terhadap orientasi sosialnya, melainkan untuk mengingat pribadi manusia pada dasarnya adalah sosial atau co-exists (ada bersama yang lain).
Model Pengajaran Kristen Untuk Aksi Sosial Remaja. Pengajaran Kristen haruslah selalu menganjurkan serta melatih menerapkan pembiasaan hidup yang selalu menganjurkan sikap hidup penuh solidaritas bnd (Fil. 2:1-11 ). Pengajaran Kristen yang memilih menggunakan model ini untuk mengajarkan anak remaja supaya memiliki komitmen terhadap tindakan pada pelayanan sosial, seperti : menolong orang yang tereliminasi misalnya orang miskin, orang sakit, ibu janda, anak-anak yatim piatu dan lainnya (bnd. Mat.10:42; Luk. 22:26; Yoh.15:12-13 dan lainya). Tuhan Yesus berkata: “Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu”. Anjuran dan nasihat yang penting juga bagi remaja adalah selalu belajar untuk menerapkan budaya hidup hemat dan bijaksana bagi remaja Kristen di masa kini. Dari semua nasihat dan ajaran Kristen serta ajaran moral dan sosial serta seluruh pendekatan sebagai sebuah antisipasi dalam menanggulangi masalah remaja dan hedonism yang marak terjadi dikangan remaja sampai masa kini.