Rapat Evaluasi Jurusan Musik Gereja Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024
12/07/2023Ujian Online Seleksi Mandiri Penerimaan Mahasiswa Baru STAKPN Sentani Tahun Akademik 2023/2024
17/07/2023Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Sentani Dr. Fredrik Warwer, M.Th menghadiri pembukaan kegiatan The 2nd International Conference on Christian and Inter-Religious Studies (ICC-IRS) 2023 di Hotel Aston, Kupang – Nusa Tenggara Timur. Kegiatan berlangsung tanggal 13-16 Juli 2023 dengan mengusung Tema “Religion, Education and Arts Studies in Post Humanism Era”.
Wakil Menteri Agama RI, Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si membuka secara resmi kegiatan ICC-IRS dengan host (tuan rumah) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang dan co – host IAKN Toraja dan IAKN Palangkaraya.
Dalam sambutannya, Wamenag mengatakan, “Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas terselenggaranya The 2nd ICC-IRS ini, karena merupakan ajang akademik dan ilmiah, sekaligus menjadi wadah yang memungkinkan para akademisi dan pemangku kepentingan untuk berbagi temuan-temuan akademik, keagamaan, pendidikan, dan seni terkini serta pengetahuan pemikiran dan pengalaman terkait berbagai tantangan”.
“Saya juga melihat beberapa subtema penting yang akan dibahas secara lebih mendalam yang meliputi 1) Pendidikan Kristen, Teknologi, dan tantangan Pembangunan Manusia; 2) Teologi Kontemporer dan Kontekstual; 3) Tantangan Psikologi, Konseling, dan Teknologi; 4) Kajian Sosial tentang Agama dan Budaya; 5) Musik Gereja: Budaya dan Komunitas; dan 7) Musik dan Pendidikan di Era Pasca-Humanisme”. Ujar Wamenag saat membuka The 2nd ICC-IRS Tahun 2023.
Dalam kegiatan ini, Ketua STAKPN Sentani juga menjadi narasumber dengan judul materi ”Study of Papua Local Wisdom to Realize Religious Harmony in Christian Perspective (Study of Satu Tungku Tiga Batu and Holei Narei).
Ketua STAKPN Sentani mengatakan bahwa “kearifan lokal satu tungku tiga batu dan holei narei memiliki berbagai makna yang dalam dan dapat digunakan untuk mewujudkan kehidupan yang toleransi, kesetaraan, dan harmonis di Papua”.
Lebih lanjut, Ketua menekankan bahwa, “Yesus merupakan sosok sempurna dari seseorang yang melakukan dan menghayati moderasi beragama dan mewujudkan harmoni dalam hidup-Nya. Maka dari itu, sebagai seorang Kristen, sosok Yesus adalah model yang tepat untuk dijadikan teladan, dalam rangka menghayati dan mewujudkan moderasi beragama”.