Penyusunan Kurikulum Magister Teologi Berbasis KKNI
08/11/2023Semarakkan Pentas Seni (PENSI) Tahun 2023
04/12/2023SENTANI – Grup vokal Vox Dei Choir, sebagai perwakilan dari Program Studi Musik Gereja Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAPKN) Sentani. Berhasil meraih medali silver pertama di ajang “UNCEN Christmas Choir Competition tahun 2023” yang berlokasi di Gor Trikora UNCEN Jayapura – Papua, Sabtu (02/12/2023).
UNCEN Christmas Choir Competition adalah kompetisi menyanyi yang diselenggarakan oleh Universitas Cenderawasih sebagai agenda tahunan di bidang seni dan budaya. Pada tahun 2023 ini, UNCEN Christmas Choir Competition dihadiri oleh 15 kelompok paduan suara yang terdiri dari beragam kalangan, baik Gereja, Perguruan Tinggi dan masyarakat umum turut hadir dalam event ini.
Dalam kompetisi ini, grup vokal Vox Dei Choir menyajikan penampilan apik dengan nuansa lagu populer natal modern. Mereka membawakan lagu “Joy to the world” dan lagu “Jingle Bells Calypso”. Adapun jumlah personel yang di tampilkan oleh Vox Dei Choir berjumlah 45 orang. Grup vokal ini terdiri atas Tenaga Kependidikan, Tenaga Pendidik serta Mahasiswa Program Studi Musik Gereja STAKPN Sentani. Sedangkan Dirigen dibawakan langsung oleh Bapak Yustinus Polhaupessy, S.MG., M.Sn. selaku Dosen Musik Gereja STAKPN Sentani.
Setelah melalui proses penjurian secara terbuka di hadapan penonton yang memenuhi gedung, tim Vox Dei Choir dinyatakan keluar sebagai peraih medali silver, disusul GKI PNIEL Kotaraja dinyatakan sebagai pemenang medali emas oleh Juri. Penilaian dalam kompetisi ini diberikan oleh tim juri terdiri atas 3 orang yang ahli dibidang musik dan seni. Hal ini untuk menjaga objektivitas dan kredibilitas hasil penilaian.
Ambar Sulistyowati, S.Sn., M.A. selaku ketua Program Studi Musik Gereja STAKPN Sentani dan anggota Vox Deo Choir menambahkan bahwa ini merupakan langkah awal yang bagus buat tim untuk termotivasi tampil dan belajar lebih baik lagi dalam ajang kompetisi berikutnya. Ketua Program Studi Musik Gereja STAKPN Sentani berharap event seperti ini dapat terus digelar mengingat kompetisi untuk mewadahi kreatifitas para grup paduan suara masih minim di kota Jayapura. Sementara itu Adapun kesulitan terbesar yang mereka hadapi terkait dengan manajemen waktu, konsep, kostum panggung, sampai mengurus administrasi keberangkatan itu kami lakukan secara mandiri di lingkungan Program Studi Musik Gereja, sedangkan kebanyakan dari anggota kami, termasuk saya sendiri, masih harus membagi waktu dengan kegiatan perkuliahan kami,” ujarnya.