Sentani dan Keunikan Sistem Pembayaran Harta
24/03/2021WEWECAUSA: Anak Menjadi Mas Kawin
06/04/2021Dalam gereja kita kenal program pembinaan warga gereja. Dalam pandangan Marlin (2016: 22),bahwa pembinaan warga jemaat usia dewasa dalam gereja berdasarkan kajiannya menurut SuratEfesus 4: 11-16; juga diperjelas oleh Sidjabat (2002: 16), tentang tugas panggilan gereja yang tidakpernah berubah. Namun, bentuk-bentuk penerapannya tidak selalu sama di berbagai tempat dansetiap zaman. Strategi pelayanan bagi orang dewasa disesuaikan dengan fungsi perkembangan, sertadengan isu penting di sekitar usia tersebut. Rancangan program pembinaan di jemaat harusdisesuaikan dengan pergumulan individu maupun kelompok.
Hasil riset McKenzie tentang “Gejala Nonpartisipasi Orang Dewasa Dalam PAK Dewasa”,mengungkapkan beberapa faktor penyebab, seperti kecenderungan menolak perubahan,keterasingan, marginality, sosial nonaffiliation, dan program nonrelevane. McKenzie melihat akarpersoalan dapat digolongkan menurut lima wilayah. Kebanyakan program PAK Dewasa dalam gerejaantara lain. Kesatu, didominasi oleh golongan teolog dan majelis jemaat (pejabat gereja). Kedua,lebih menekankan pendidikan dengan tujuan formatif ketimbang pendidikan yang kritis. Ketiga,terlalu berpusat pada tema teologis dan kurang memperhatikan hal-hal lain juga yang dibutuhkanoleh orang dewasa. Keempat, dilaksanakan oleh teolog-teolog yang dipersiapkan secara minim sekalidalam bidang pendidikan sebagai suatu praktek sosial. Kelima, dibangun tanpa dasar penelitian akankebutuhan (Tamsyur, 2016).
Kajian Johnson (2020: 12), tentang “PAK Dewasa bagi Usia Dewasa Akhir” yang dalam istilahnyadisebut pelayanan bagi orang dewasa yang lebih tua menyimpulkan dan merekomendasikan bahwapara pendidik Kristen dan pemimpin pelayanan mempertimbangkan persepsi dari sekelompok pelayanterpilih mengenai pelayanan orang dewasa yang lebih tua. Dalam Dunia Pendidikan Kristen, secaraumum kita ketahui bahwa landasan teologi PAK meliputi tugas, proses, dan tujuan. Tugas PAK adalahmengajar (Mat. 28: 19-20); Proses dari PAK adalah memuridkan; dan Tujuan dari PAK adalah untukmengupayakan perubahan, pembaharuan, reformasi pribadi-pribadi, kelompok bahkan struktur, olehkuasa Roh Kudus, sehingga peserta didik hidup sesuai dengan kehendak Allah sebagaimanadinyatakan oleh Alkitab, terutama dalam Yesus Kristus (Kristanto, 2008: 5-6).
Kesimpulannya adalah pendidikan agama Kristen harus dilaksanakan dengan mengindoktrinasi muriddalam iman Kristen sehingga ajaran Allah (Alkitab) ini membentuk hidup dan menjadi gaya hiduporang Kristen. Pengalaman Kristen adalah pengalaman menerapkan Alkitab. Pengalaman mengizinkanAlkitab membentuk imajinasi, perasaan, persepsi, interpretasi dan tindakan seseorang sebagaipengikut Kristus.
Sementara itu, PAK dewasa merupakan istilah yang berkembang di Amerika Serikat. Istilah inipertama kalinya dikenal dengan “Adult Religious Education.” Menunjuk pada usaha gereja dalammendidik warganya, untuk kategori usia dewasa dan dalam berbagai setting dan bentuk. Jika haltersebut ditujukan kepada orang dewasa, maka istilah yang dipakai adalah Adult Christian (Religious)Education (PAK Dewasa) atau Adult Religious Education. Pendidikan orang dewasa (POD) merupakanbidang pelayanan yang sangat strategis. Karena itu, orang dewasa semestinya menjadi orang Kristengaris depan yang menghadapi dunia ini dengan segala tantangannya, terutama dalam pekerjaanmasing-masing. Orang dewasa masih membutuhkan pendidikan dan pembinaan dalam gereja agarmereka dapat hidup sebagai orang Kristen yang bertanggung jawab dalam dunia kerjanya dalamprofesi apapun (Nuhamara, 2008: 9). Sidjabat (2014: 9-11), menyatakan beberapa alasan mengapaorang dewasa perlu mendapatkan pembinaan, yakni untuk perubahan diri mereka, untukpengembangan diri mereka, untuk tugas dan tanggung jawab, dan untuk menjawab kebutuhanGereja.
Dengan demikian, dapat dipahami PAK Dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yangdilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan. Proses pendidikan ini diterapkan kepadawarga gereja yang secara usia telah dewasa dan telah mempunyai peranan sosial, agar dapatmenjalani kehidupan spiritual dengan baik dan benar, sehingga berdampak positif bagi orang lain,baik dalam gereja, masyarakat dan dimanapun berada.
Perkembangan Usia Dewasa Akhir
Menurut Santrock, definisinya dalam pandangan orang Barat (POB) dan Indonesia. POB yangtergolong dewasa akhir atau lanjut usia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimanausia ini akan membedakan seseorg masih dewasa atau sudah lanjut usia. Sedangkan POI, orang yangberumur lebih dari 60 tahun, karena umumnya di Indonesia dipakai usia maksimal kerja dan mulaitampaknya ciri-ciri ketuaan.
Perkembangan Usia dewasa akhir (let Adulthood) menurut Santrock (2011: 528-643), dilihat dariperkembangan fisik, kognitif dan sosio-emosional. Perkembangan fisik dewasa akhir dapat diketahuimelalui beberapa indikator. Kesatu, berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatanotot-otot juga mengakibatkan pengaturan suhu badan menjadi sulit. Kedua, pada usia lanjut terjadipenurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya. Orang usia lanjutpada umumnya menderita gangguan susah tidur (insomnia). Ketiga, perubahan dalam pencernaanmungkin merupakan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi pengaturan pencernaan.Keempat, kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan pada gigi yang tanggal yang merupakangejala umum bagi orang usia lanjut dan juga karena daya penciuman dan perasa yang menjadikurang tajam.
Kelima, semakin menuanya sel-sel, semakin sulit juga untuk membuang sisa-sisa. Akhirnya“sampah” ini menempati lebih dari 20% bagian sel. Keenam, menuanya sel, molekul-molekulnyadapat saling terhubung dan melekat sedemikian rupa sehingga dapat menghentikan siklus vitalbiokimia dan menciptakan bentuk-bentuk kerusakan lain pada saat mereka mengganggu fungsi sel.Perkembangan kognitif usia dewasa akhir mengalami penurunan intelektual. bahwa masa dewasadicirikan dengan penurunan intelektual, karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang.Perkembangan sosio-emosional pada usia dewasa akhir dapat diketahui melalui lingkungan sosial,etnisitas, keluarga dan kepuasan hidup.
Rekonstruksi Implementasi PAK Dewasa Terhadap Usia Dewasa Akhir
Berjalannya waktu jumlah warga jemaat yang usia dewasa akhir juga terus bertambah. Hal ituberdampak bagi gereja. Gereja pun tidak bisa menghindar atau menolak atau mengabaikanpelayanan dan PAK bagi warga jemaat yang sudah lanjut usia. Jemaat dalam kategori usia dewasaakhir ini harus mendapatkan perhatian gereja secara khusus. Untuk itu, Pemimpin gereja harusmemahami benar PAK Dewasa bagi usia dewasa akhir. Karena itu, gereja perlu memikirkan danmenyiapkan orang-orang khusus untuk melayani para lanjut usia ini. Sebab pelayanan kepada usiadewasa akhir ini bukanlah pelayanan yang mudah.
Hasil kajian Johnson (1995: 41), menjelaskan demografi dari fenomena “gelombang usia” sertagereja-gereja yang tampak lamban untuk merespon. Perubahan yang diperkirakan dalam pelayananorang dewasa yang lebih tua dan menyarankan bahwa pendidikan agama harus terus mengikuti trenyang mempengaruhi pelayanan orang dewasa senior. Persiapan untuk pelayanan harus didasarkanpada studi yang cermat tentang tren saat ini dan kebutuhan yang diproyeksikan dari orang dewasasenior. Ia merekomendasikan tentang pelayanan orang dewasa yang lebih tua dilakukan didenominasi lain, dan asosiasi gereja serta di gereja individu.
Pembinaan bagi warga gereja usia Dewasa akhir dapat dilakukan melalui tiga cara. Kesatu, Gerejadapat mengisi keputusasaan pada usia ini dengan melibatkan para lansia dalam kegiatan gerejaseperti pendoa syafaat, penasihat, perencana program dan keteladanan bagi generasi penerus (Titus2:1-5). Keterlibatan melayani merupakan bentuk pemanfaatan positif dari waktu yang tersisa (Maz.90:1-12; Ef. 5:16-17; Kol. 4:6). Kedua, Gereja perlu membina usia dewasa akhir untuk bisamemahami keadaan mereka serta memberikan dukungan yang berarti. Ketiga, memotivasi paralansia dalam pembaharuan relasinya yang lebih bersifat pribadi kepada Tuhan (Maz. 71:1-24) sertamenyiapkan mereka menghadapi kematian dengan meyakinkan adanya jaminan keselamatan didalam Kristus (II Kor. 4:16- 10; I Tes. 4:13-18).
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pande (2019: 104), menggambarkan pelayanan-pelayanan yangdapat dilakukan oleh gereja terhadap usia dewasa akhir, sebagai berikut. Kesatu, pembinaan Rohaniantara perkunjungan, konseling, ibadah atau persekutuan lanjut usia, katekisasi persiapan kematian,melibatkan lanjut usia dalam pelayanan, ibadah perayaan hari lanjut usia. Kedua, pembinaan fisiksemisal membuat hasta karya, rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan dan diakonia.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya, nampaknya ada bagian-bagian PAK dewasa yangperlu direkonstrusi implementasinya. Rekonstruksi merupakan penyusunan kembali guna untukmemperbaiki hal yang salah akan sesuatu yang telah ada dengan tujuan untuk penyempurnaan.Rekonstruksi yang berarti membangun atau pengembalian kembali sesuatu berdasarkan kejadiansemula, dimana dalam rekonstruksi tersebut terkandung nilai–nilai primer yang harus tetap adadalam aktifitas membangun kembali sesuatu sesuai dengan kondisi semula.
Untuk kepentingan pembangunan kembali sesuatu, apakah itu peristiwa, fenomena-fenomenasejarah masa lalu, hingga pada konsepsi pemikiran yang telah dikeluarkan oleh pemikir-pemikirterdahulu, kewajiban para rekonstruktor seperti Pemimpin Gereja dan Perguruan Tinggi KeagamaanKristen harus melihat pada segala sisi, agar kemudian sesuatu yang coba dibangun kembali sesuaidengan keadaan yang sebenarnya dan terhindar pada subjektifitas yang berlebihan, dimana nantinyadapat mengaburkan susbstansi dari sesuatu yang ingin kita bangun tersebut. Secara umum kepadaPAK Dewasa dan secara khusus PAK Dewasa pada Usia Dewasa Akhir.
Implementasi PAK Dewasa kepada usia dewasa akhir sangat penting dan harus ada. Gereja harussegera memiliki pelayan khusus yang berkompetensi untuk mendidik, membina dan melayani wargageraja usia dewasa akhir. Tidak ada metode, pelayanan dan persekutuan khusus yang diberikandalam bagian PAK Dewasa untuk usia dewasa akhir. Oleh karena itu, para pemimpin gereja perlumelakukan rekonstruksi implementasi PAK Dewasa bagi usia dewasa akhir.